Cara Membuat Rekaman Lagu Metal, Panduan Praktis Hasilkan Musik Keras Berkualitas!
Dunia metal, dengan segala kebrutalannya, tak lain tak bukan adalah tentang merekam suara keras, distorsi menggelegar, gebukan drum yang menghantam jantung, dan vokal berat yang siap mengoyak gendang telinga para penikmatnya.
ARTICLE
AMPS RECORDS
10/19/20253 min read


Dunia metal, dengan segala kebrutalannya, tak lain tak bukan adalah tentang merekam suara keras, distorsi menggelegar, gebukan drum yang menghantam jantung, dan vokal berat yang siap mengoyak gendang telinga para penikmatnya.
Tapi, bagaimana cara membuat rekaman lagu metal, di mana ide-ide brutal itu bisa menjadi karya yang layak diperdengarkan?
Ini bukan sulap, merekam lagu membutuhkan kerja keras, pengetahuan terkait "alat", tahapan prosesnya, hingga eksekusi yang dibalut sentuhan kreativitas sang pembuat lagu.
Berikut panduan praktisnya:
1. Bangun Fondasi (Pra-produksi)
Anggaplah tahapan ini sebagai "ritual" memanggil "monster" alias karya musik keras milikmmu agar lahir ke dunia. Karenanya, pengerjaannya tak bisa instan.
Banyak band metal sering terburu-buru, ingin segera masuk studio tanpa mementingkan tahapan pra-produksi yang sejatinya adalah fondasi dalam proses melahirkan karya musik yang berkualitas.
Apa saja yang harus dikerjakan dalam tahap pra-produksi?
1. Menulis Lirik dan Musik yang Solid
Ini inti dari semuanya. Tanpa lagu yang kuat, produksi sebagus apa pun akan terasa hampa. Fokus pada riff yang memorable, struktur lagu yang dinamis, dan lirik yang bermakna.
Dengarkan band-band metal kesukaan Kamu tapi hanya gunakan itu sebagai referensi, bukan menjiplak atau mencontek.
Ingat, Master of Puppets (Metallica) atau Reign in Blood (Slayer) bukan hanya tentang kecepatan dan musik keras belaka, semua elemen dirajut--musik maupun lirik--menjadi komposisi yang harmonis dan berkualitas.
2. Demo, Demo, Demo!
Rekam ide-ide Kamu dengan alat sederhana. Ponsel, DAW (Digital Audio Workstation) gratis seperti GarageBand atau Audacity sudah cukup.
Ini membantu Kamu mendengar kekurangan, menyempurnakan aransemen, dan mempersiapkan band untuk latihan yang lebih terarah.
3. Latihan Intensif
Pastikan setiap anggota band menguasai materi lagu. Ketepatan tempo, dinamika, dan transisi harus sudah terbentuk solid. Di sinilah "rasa" metal sejati mulai terpatri.
2. Tentukan Senjata (Peralatan yang Tepat)
Kamu tidak perlu studio seharga miliaran, tapi Kamu butuh pemahaman.
DAW (Digital Audio Workstation): Pro Tools, Logic Pro X, Cubase, Reaper, atau bahkan Studio One adalah pilihan populer. Reaper sering direkomendasikan karena harganya yang terjangkau namun fitur yang powerful.
Interface Audio: Alat ini mengubah sinyal analog (dari gitar, mic) menjadi digital. Focusrite Scarlett, Universal Audio Apollo, atau Behringer UMC adalah pilihan bagus untuk berbagai budget.
Mikrofon:
Vokal: Shure SM7B atau Rode NT1-A sering jadi pilihan standar.
Gitar: Shure SM57 adalah legenda untuk menangkap suara ampli gitar.
Drum: Ini yang paling kompleks. Kit mic drum yang terjangkau (misal, Audix DP Quad) bisa jadi awal yang baik, atau kombinasi SM57 untuk snare, Beta 52A untuk kick, dan condenser untuk overhead.
Monitor Studio & Headphone: Jangan mengandalkan speaker komputer atau earbud murah! Kamu butuh monitor yang jujur (flat frequency response) seperti KRK Rokit atau Yamaha HS series. Headphone seperti Beyerdynamic DT 770 Pro atau Sennheiser HD 280 Pro sangat direkomendasikan untuk tracking.
3. Turun ke Medan Perang (Proses Perekaman)
Ini adalah saatnya eksekusi. Ingat, kesempurnaan itu ilusi, tapi presisi itu nyata.
Tracking Drum: Mulai dari sini. Drum adalah detak jantung musik metal. Jika drumnya "goyang", semua akan goyang. Gunakan click track (metronom) dengan disiplin tinggi.
Perekaman drum bisa dilakukan dengan mic secara akustik di ruangan yang bagus, atau menggunakan drum elektrik/sampel VST (Virtual Studio Technology) seperti Superior Drummer atau GetGood Drums. VST drums sangat populer di metal karena konsistensi dan powernya.
Gitar Bass: Rekam langsung ke interface (DI - Direct Input) dan/atau mic ampli bass Anda. Bass harus padat, menopang riff gitar, dan punya definisinya sendiri.
Gitar I: Ini bagian yang paling "metal." Biasanya ada dua atau lebih track gitar ritmik (double-tracking, quad-tracking) untuk menghasilkan dinding suara yang tebal.
Gunakan ampli head & cabinet, atau simulator amp VST seperti Neural DSP, Positive Grid Bias FX, atau TSE X50. Penting untuk memastikan intonasi gitar akurat!
Gitar II: Biarkan kreativitas Anda mengalir, tapi jangan lupakan aspek teknis. Buat melodi garapan kamu nge-blend dengan komposisi musik lainnya.
Vokal: Kuncinya adalah performa. Vokalis harus bisa menyalurkan "kemarahan", kepedihan, atau energi yang dibutuhkan. Eksperimen dengan berbagai mic dan posisi.
4. Mixing (Mencampur Kekacauan Jadi Karya)
Di sinilah suara-suara mentah kamu diubah menjadi rekaman yang kohesif. Ini adalah proses panjang yang butuh kesabaran dan telinga terlatih.
Editing: Rapikan semua track. Potong bagian yang tidak perlu, perbaiki timing (quantize) jika diperlukan (terutama drum dan bass), dan pastikan semuanya sejajar. Jangan berlebihan mengedit sehingga menghilangkan "human touch."
Leveling & Panning: Atur volume setiap track agar seimbang. Tempatkan instrumen di stereo field (panning) – biasanya drum dan bass di tengah, gitar ritmik menyebar kiri-kanan.
EQ (Equalization): Bentuk frekuensi setiap instrumen agar tidak saling bertabrakan. Buang frekuensi yang "kotor" atau "muddy." Contoh: kurangi frekuensi rendah pada gitar untuk memberi ruang bass.
Kompresi: Kontrol dinamika setiap instrumen. Ini membuat suara lebih konsisten dan "punchy."
Efek (Reverb, Delay): Tambahkan sedikit untuk memberi dimensi dan ruang, tapi jangan berlebihan di musik metal agar tidak kehilangan "agresi."
5. Mastering (Polesan Terakhir)
Tahap terakhir yang membuat rekaman kamu siap didistribusikan.
Peningkatkan Volume (Loudness): Membuat lagu cukup keras agar bersaing di platform streaming. Tapi hati-hati, jangan sampai merusak dinamika (brickwall limiting). Metal butuh loudness, tapi juga punch!
Keseimbangan Frekuensi Global: Memastikan keseluruhan lagu terdengar seimbang di semua sistem pemutaran.
Stereo Widening: Memberi sedikit "lebar" pada keseluruhan mix.
Dithering & Noise Shaping: Proses teknis untuk mengoptimalkan file audio saat dikonversi ke format yang lebih rendah (misal, dari 24-bit ke 16-bit).
Kontributor: Arief
Sumber:
YouTube channel GetGood Drums dan Ola Englund, In The Mix
Address
JDC 6th floor - Business Centre
Jl. Gatot Subroto No. 53 Jakarta 10260
A Metal Project Official Website
© 2025
CONTACT US
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER